Sate Klathak Pak Bari di Pasar Wonokromo adalah salah satu kuliner legendaris yang patut dicoba oleh para penggemar makanan khas Jawa Timur. Terletak di tengah-tengah pasar tradisional yang ramai, sate ini telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Surabaya selama bertahun-tahun. Nama “Klathak” merujuk pada cara memasak daging yang digoreng hingga kering dan renyah, lalu dibakar di atas bara api untuk menambah rasa gurih dan aroma yang khas. Daging yang digunakan biasanya daging sapi atau kerbau, dengan bumbu rempah lokal yang membuat rasanya sangat khas dan tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Pasar Wonokromo sendiri merupakan salah satu pasar tradisional tertua di Surabaya, yang memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan kuliner. Di sini, banyak pedagang lokal yang menjual berbagai jenis makanan, mulai dari makanan ringan hingga hidangan utama. Salah satu yang paling diminati adalah Sate Klathak Pak Bari, yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Meski pasar ini terus berkembang dan menghadapi tantangan dari perkembangan modernisasi, Sate Klathak Pak Bari tetap menjadi ikon yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner khas Jawa Timur.
Makanan ini tidak hanya populer di kalangan warga setempat, tetapi juga menjadi destinasi wisata kuliner bagi para turis yang ingin mencicipi cita rasa autentik. Rasa daging yang lembut, bumbu yang sempurna, dan cara penyajian yang khas membuat Sate Klathak Pak Bari menjadi salah satu hidangan yang tak tergantikan. Setiap hari, pengunjung datang dari berbagai penjuru untuk mencicipi sate ini, yang disajikan dalam porsi kecil namun sangat mengenyangkan. Proses pembuatan sate ini pun masih dilakukan secara tradisional, dengan menggunakan teknik yang turun-temurun dari generasi ke generasi.
Sejarah dan Asal Usul Sate Klathak Pak Bari
Sate Klathak Pak Bari memiliki akar sejarah yang kuat dengan kehidupan masyarakat di wilayah Surabaya, khususnya di area Pasar Wonokromo. Menurut beberapa sumber, sate ini pertama kali muncul sebagai makanan sederhana yang disajikan oleh para pedagang keliling di pasar-pasar tradisional. Awalnya, sate ini hanya dimakan oleh kalangan bawah, tetapi seiring waktu, popularitasnya meningkat dan menjadi salah satu hidangan favorit di kawasan tersebut.
Nama “Pak Bari” merujuk pada pemilik usaha yang pertama kali membuka lapak sate ini. Meskipun identitas lengkapnya tidak sepenuhnya diketahui, legenda menyebutkan bahwa Pak Bari adalah seorang pedagang yang sangat ahli dalam mengolah daging dan memperkenalkan teknik pembakaran yang unik. Teknik ini membuat daging menjadi lebih renyah dan tahan lama, sehingga cocok untuk dibawa-bawa atau disajikan dalam jumlah besar. Sejak saat itu, sate ini menjadi ciri khas dari Pasar Wonokromo dan terus bertahan hingga saat ini.
Selain itu, ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa sate ini dipengaruhi oleh masakan Melayu, yang memiliki teknik memasak serupa. Namun, dalam proses pengembangannya, sate ini mengambil ciri khas Jawa Timur, seperti penggunaan bumbu yang lebih pedas dan asam. Hal ini membuat sate ini memiliki rasa yang khas dan berbeda dari sate-sate lain yang ada di Indonesia.
Bahan dan Proses Pembuatan Sate Klathak Pak Bari
Proses pembuatan Sate Klathak Pak Bari melibatkan beberapa tahapan yang cukup rumit, tetapi hasilnya sangat memuaskan. Pertama, daging yang digunakan biasanya daging sapi atau kerbau yang segar dan berkualitas tinggi. Daging ini kemudian dipotong menjadi potongan kecil, sekitar 2-3 cm, dan direndam dalam campuran bumbu yang terdiri dari bawang putih, jahe, ketumbar, dan bumbu rempah lainnya. Bumbu ini dibiarkan meresap selama beberapa jam agar daging menjadi lebih empuk dan beraroma.
Setelah bumbu meresap, daging dipanggang di atas bara api hingga matang. Proses ini dilakukan secara manual, dengan menggunakan tusuk kayu atau besi. Daging yang dipanggang ini kemudian digoreng di dalam minyak panas hingga menjadi kering dan renyah. Tahap ini penting karena membuat daging tahan lama dan memberikan tekstur yang khas. Setelah itu, daging dipanggang kembali di atas bara api untuk menambah rasa gurih dan aroma yang menggugah selera.
Setelah selesai, sate ini disajikan dalam piring kecil bersama dengan sambal dan bawang merah. Sambal yang digunakan biasanya terbuat dari cabai merah, tomat, dan bawang putih, serta sedikit gula dan air jeruk limau untuk menyeimbangkan rasa. Bawang merah yang digoreng atau ditumis juga menjadi pelengkap yang membuat rasa semakin mantap.
Khasiat dan Manfaat Kesehatan Sate Klathak Pak Bari
Meskipun Sate Klathak Pak Bari terkenal dengan rasa yang gurih dan pedas, makanan ini juga memiliki beberapa manfaat kesehatan jika dikonsumsi secara moderat. Daging yang digunakan biasanya berasal dari sapi atau kerbau, yang kaya akan protein dan nutrisi penting seperti zat besi dan vitamin B12. Protein ini sangat baik untuk menjaga kesehatan otot dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun, perlu diingat bahwa konsumsi sate ini harus dilakukan dengan bijak, karena daging yang digoreng dan dipanggang dapat mengandung lemak jenuh yang tinggi. Untuk mengurangi risiko kesehatan, disarankan untuk mengonsumsinya dalam porsi kecil dan seimbangkan dengan sayuran atau buah-buahan. Selain itu, sambal yang digunakan juga memiliki kandungan capsaicin, yang dapat meningkatkan metabolisme dan membantu pencernaan.
Dalam konteks budaya, Sate Klathak Pak Bari juga memiliki makna penting sebagai simbol kebersamaan dan kekayaan tradisi. Makanan ini sering disajikan dalam acara keluarga, pertemuan antar teman, atau bahkan dalam upacara adat. Hal ini menunjukkan bahwa makanan ini tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Jawa Timur.
Keunikan Sate Klathak Pak Bari dibandingkan dengan Sate Lainnya
Sate Klathak Pak Bari memiliki ciri khas yang membedakannya dari berbagai jenis sate lain yang ada di Indonesia. Perbedaan utama terletak pada cara memasak dan tekstur daging. Berbeda dengan sate yang biasanya hanya dipanggang, Sate Klathak Pak Bari melalui proses penggorengan terlebih dahulu, sehingga daging menjadi lebih kering dan renyah. Proses ini juga membuat sate ini tahan lama dan cocok untuk dibawa-bawa.
Selain itu, bumbu yang digunakan juga memiliki rasa yang lebih khas. Bumbu yang digunakan biasanya lebih pedas dan asam, dengan campuran bawang putih, jahe, dan rempah lokal yang memberikan aroma dan rasa yang khas. Hal ini membuat sate ini memiliki rasa yang berbeda dari sate-sate lain yang umumnya lebih manis atau lebih rendah bumbu.
Tidak hanya itu, Sate Klathak Pak Bari juga sering disajikan dengan sambal yang khas, yang biasanya terbuat dari cabai merah, tomat, dan bawang putih. Sambal ini memberikan rasa pedas yang menggugah selera dan menyeimbangkan rasa daging yang gurih. Selain itu, bawang merah yang digoreng atau ditumis juga menjadi pelengkap yang membuat rasa semakin mantap.
Pengalaman Mencicipi Sate Klathak Pak Bari
Mencicipi Sate Klathak Pak Bari adalah pengalaman yang tidak bisa dilewatkan bagi para pecinta kuliner. Saat pertama kali mencoba, Anda akan merasakan tekstur daging yang renyah dan gurih, dengan bumbu yang meresap hingga ke tulang. Rasanya sangat khas dan menggugah selera, terutama jika disajikan dengan sambal yang pedas dan bawang merah yang renyah.
Banyak pengunjung yang mengatakan bahwa rasa sate ini sangat mengingatkan mereka pada masa kecil, ketika makanan seperti ini masih mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Bahkan, beberapa orang yang pernah mencobanya di luar Surabaya mengaku bahwa rasa sate ini sulit ditemukan di tempat lain. Hal ini membuat Sate Klathak Pak Bari menjadi salah satu hidangan yang sangat spesial dan layak dicoba.
Selain rasanya yang lezat, pengalaman mencicipi Sate Klathak Pak Bari juga sangat menyenangkan karena suasana pasar yang ramai dan dinamis. Di Pasar Wonokromo, Anda bisa merasakan betapa hidupnya kehidupan masyarakat lokal, dengan berbagai aktivitas jual beli dan interaksi sosial yang kental. Ini membuat pengalaman mencoba sate ini tidak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang pengalaman budaya yang mendalam.
Tips Mengunjungi Sate Klathak Pak Bari
Jika Anda berniat mengunjungi Sate Klathak Pak Bari, berikut beberapa tips yang bisa membantu Anda merasakan pengalaman terbaik:
-
Waktu Kunjungan: Pasar Wonokromo buka dari pagi hingga malam hari. Namun, untuk mendapatkan sate yang paling segar, sebaiknya kunjungi pada pagi hari, sebelum pasar benar-benar ramai.
-
Porsi dan Harga: Sate Klathak Pak Bari biasanya disajikan dalam porsi kecil, dengan harga yang terjangkau. Anda bisa memesan beberapa porsi untuk dibagi bersama teman atau keluarga.
-
Cara Pesan: Biasanya, Anda bisa memesan langsung di meja penjual atau melalui pemesanan online jika tersedia. Pastikan untuk menanyakan detail pesanan, seperti jumlah sate atau variasi bumbu.
-
Akses ke Pasar: Pasar Wonokromo terletak di pusat kota Surabaya, sehingga mudah diakses melalui transportasi umum seperti angkot atau taksi. Jika Anda mengendarai kendaraan pribadi, pastikan untuk mencari tempat parkir yang aman dan dekat dengan lokasi pasar.
-
Tips Makan: Sate Klathak Pak Bari biasanya disajikan dengan sambal dan bawang merah. Jika Anda tidak terbiasa dengan rasa pedas, Anda bisa meminta sambal yang lebih ringan atau menghindari bawang merah.
-
Hindari Waktu Pekan: Jika Anda ingin menghindari keramaian, sebaiknya hindari mengunjungi pasar pada hari Minggu atau hari libur nasional, karena biasanya pasar lebih ramai dan antrian bisa lebih panjang.
-
Pengalaman Budaya: Selain mencoba sate, jangan lupa untuk menjelajahi pasar dan mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat lokal. Pasar Wonokromo tidak hanya tempat makan, tetapi juga tempat untuk menikmati pengalaman budaya yang kaya.
-
Pilih Tempat yang Tepat: Ada beberapa penjual sate klathak di Pasar Wonokromo, tetapi Sate Klathak Pak Bari tetap menjadi yang paling terkenal. Cari tahu lokasi tepatnya agar tidak kehilangan kesempatan untuk mencobanya.
-
Persiapkan Uang Tunai: Meskipun banyak pedagang yang menerima pembayaran digital, sebaiknya bawa uang tunai untuk memastikan transaksi berjalan lancar, terutama jika Anda mengunjungi pasar di waktu yang kurang ramai.
-
Jadikan Pengalaman Ini Sebagai Kenangan: Mencoba Sate Klathak Pak Bari adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Jangan ragu untuk mengabadikan momen ini dengan foto atau video, sebagai kenang-kenangan dari perjalanan kuliner Anda.





Komentar