Indonesia Vox, Pendidikan – Secara politis bahasa Indonesia mempunyai peran, kedudukan, dan fungsi yang sangat penting karena bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara dan bahasa nasional yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya Indonesia, dan sebagai bahasa persatuan serta sebagai lambang identitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dari jenjang pendidikan tingkat dasar ampai ke perguruan tinggi.
Bahasa dan sastra Indonesia dapat dijadikan media pendidikan karakter, meningkatkan budaya literasi, semangat persatuan, dan nasionalisme kepada para generasi muda untuk menyongsong Indoesia Emas 2045. Budaya literasi baca-tulis bangsa Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan dengan budaya literasi bangsa-bangsa lain di tingkat ASEAN, bahkan peringkat kedua dari peringkat yang paling rendah. Oleh sebab itu, budaya literasi bagsa Indonesia harus ditingkatkan karena melalui literasi baca-tulis dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Indonesia,
Budaya literasi masyarakat Indonesia pada umumnya masih sangat rendah, baik di kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dosen, maupun masyarakat. Budaya literasi merupakan salah satu ukuran majunya suatu peradapan bangsa. Budaya leterasi masyarakat yang tinggi dapat menjadikan suatu masyarakat mencapai peradapan bangsa yang tinggi seperti Jepang, Amirika, Belanda, Perancis, dan Rusia. Sebaliknya, jika budaya literasi masyarakat Indonesia rendah, kualitas sumber daya manusianya juga rendah.
Rendahnya budaya literasi tersebut, terutama yang dialami di kalangan guru harus ditumbuhkembangkan karena guru harus selalu mengembangkan materi pembelajaran yang diembannya setiap saat di era digital ini agar tidak ketinggalan dengan peserta didiknya karena generasi Z saat ini pada umumnya lebih canggih dapat mencari berbagai informasi melalu dunia digital atau internet. Internet dapat memberi kesempatan bagi penguasa yang menguasai internet kepada manyarakat yang terpinggirkan yang tidak terakses internet. Melalui literasi membaca seseorang dapat menjawab ketidaktahuan terhadap suatu informasi atau masalah Membaca merupakan jendela dan pondasi dasar bagi guru untuk mengetahui berbagai masalah
Pengajaran sastra Indonesia merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia. Namun, pembelajaran sastra ini pada umumnya sangat lemah dan kurang menarik bagi siswa karena para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan sastra Indonesia hanya mengenalkan nama pengarang dan hasil karyanya dan kurang mengajarkan problema kehidupan yang digambarkan dalam karya sastra, sehingga menimbulkan kebosanan dan kejenuhan dlam pengajaran sastra Indonesia. Pengajaran sastra Indonesia agar menarik, diperlukan pengajaran secara inovatif agar peserta didik menarik dan dapat dijadikan media pendidikan karakter peserta didik agar menjadi generasi muda yang memiliki karakter yang baik dan tangguh yang dapat diimplementasikan dalam kehiduoan di sekolah maupun di masyarakat.
Menyikapi kondisi tersebut, Tim pengabdian kepada masyarakat Unesa, bekerja sama dengan Universitas Hasyim Zsy’aru Tebuireng Jombang, merasa mempunyai tanggung jawab moral dalam rangka memotivasi untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengajaran bahasa dan sastra para guru SMPN se-Kabupaten Jombang untuk pengembangan ilmu pengetahuan, memperkuat dan memperdalam pengetahuannya tentang bahasa dan sastra Indonesia.
Menurut Prof Haris, tujuan kegiatan PKM tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Ejaan Bahasa Indonesia para guru bahasa Indonesia SMPN se-Kabupaten Jombang, meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan menulis kalimat bahasa Indonesia baku para guru bahasa Indonesia SMPN se-Kabupaten Jombang, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengajaran inovatif bahasa Indonesia para guru bahasa Indonesia SMPN se-Kabupaten Jombang, meningkatkan pengetahuan dan keterampialan pengajaran inovatif sastra Indonesia para guru bahasa Indonesia SMPN se-Kabupaten Jombang, dan meningkatkan keterampilan pengembanhan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia para guru bahasa Indonesia se-Kabupaten Jomban
Sasaran PKM ini adalah para guru SMPN se-Kabupaten Jombang bidang studi bahasa Indonesia karena mereka pada umumnya masih lemah kemampuannya dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, terutama pada pengajaran menulis dan pengajaran sastra Indonesia. Jumlah pesertanya sekitar 50 orang.
Penyelenggara PKM ini atas kerja sama antara Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya dengan Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, dan MGMP bahasa Indonesia/Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. Tim PKM merupakan gabungan antara dosen UNESA dan dosen UNHASY, yaitu Haris Supratno, Resdianto Permata Raharjo, Nadia Nur Thahirrah, Aries Dwi Indriyanti, dan Arisni Kholifatu A.S.
Metode pendekatan kegiatan ini adalah diskusi, tanya jawab, penugasan untuk meningkatkan pengetahuan para guru SMPN bidang studi bahasa dan sastra Indonesia se-Kabupaten Jombang tentang : (1) Ejaan bahasa Indonesia, (2) teknik penulisan kalimat baku berbasis digital, (3) pembelajaran inovatif bahasa dan sastra Indonesia, (4) pembelajaran inovatif sastra Indonesia, dan (5) pengembangan bahan ajar bahasa dan sastra.
Kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar karena berkat kerja sama yang baik antara tim UNESA, UNHASY, DAN MGMP bahasa Indonesia guru SMP se-Kabupaten Jombang. Para peserta kegiatan PKM ini sangat senang karena materinya sangat relefan dengan kebutuhan para guru terutama pendekatan mendalam dan pengembangan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia. Jumlah peserta kegiatan tersebut direncanakan hanya sekitar 50 orang, ternyata semua guru bahasa Indonesia SMPN dan SMP Swasta yang tergabung dalam MGMP guru bahasa Indonesia semua mau ikut, sehingga jumlah peserta 232 orang.
Komentar